Foto: Zat Merkuri/ Internet
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia.com-
Dugaan penggunaan zat merkuri di lokasi pertambangan ilegal di bukit hitam, Desa Batu Tiga, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat masih perlu dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Demikian pula dengan indikasi pengunaan zat kimia tersebut di beberapa lokasi pertambangan emas ilegal lainnya yang tersebar di beberapa wilayah Kapuas Hulu, seperti di Kecamatan Boyan Tanjung, wilayah Hulu Kapuas di Kecamatan Putussibau Selatan.
Sayangnya laboratorium Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPRKP2LH) Kabupaten Kapuas Hulu belum memenuhi standar untuk melakukan uji kandungan merkuri di sungai yang terdampak aktifitas pertambangan rakyat.
Kabid Pengendalian dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup, DPRKP2LH Kabupaten Kapuas Hulu, Sulastri menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa memeriksa terkait merkuri karena laboratorium belum bersertifikasi. Disamping itu belum ada metode yang valid serta sumber daya manusia yang berkompeten untuk memeriksa merkuri. Merkuri memang sifatnya mengendap ke dasar sungai. Bila terdapat merkuri maka kualitas air akan tidak bagus untuk lingkungan dan manusia.
"Kita ada alat untuk uji merkurinya, namun belum bisa melakukan pengujiannya karena belum ada SDM dan belum validasi metode. Kalau mau uji merkuri, sampelnya harus dikirim ke laboratorium yang sudah terakreditasi bisa memeriksa kadar merkuri," ucapnya.
Sulastri menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan merkuri ataupun melakukan aktifitas yang merusak lingkungan. Sosialisasi, penyuluhan dan kampanye lingkungan hidup sudah dilakukan di tahun 2023 lalu. Terkait pencegahan pencemaran air sudah disampaikan juga tentang bahaya Merkuri. "Sosialisasi ini di Boyan Tanjung, Kalis, Badau dan Jongkong," ujar Sulastri.
Secara periodik, DPRKP2LH Kapuas Hulu juga memantau kualitas air sungai Kapuas di Wilayah Kapuas Hulu. Pemantauan selama enam bulan sekali dilakukan di tiga lokasi, area hulu dilakukan di Desa Nanga Era, area tengah di Kecamatan Jongkong dan area hilir dilakukan di Kecamatan Silat Hilir.
"Data ini mewakili kondisi air di Kapuas Hulu, namun parameter metode pemeriksaannya tidak mencakup pengujian kandungan merkuri. Hasil pemeriksaan Indeks Kadar Air Kapuas Hulu di tahun 2023 lalu ada pada di kategori Sedang. Kapuas Hulu kualitas airnya nomor empat terbaik di Kalbar," tuntas Sulastri.
Penulis : Yohanes Santoso
No comments:
Post a Comment