Foto: Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) ke II Kabupaten Kapuas Hulu dengan secara simbolis memukul kangkuang, di GOR Uncak Kapuas Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Selasa (18/7/2023)/ Yohanes Santoso
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia.com-
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) ke II Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa (18/7/2023). Kegiatan tersebut dipusatkan di GOR Uncak Kapuas, Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Hadir pemimpin pasukan merah Tariu Borneo Bangkule Rajank (TBBR), Panglima Jilah dan petinju profesional, Daud Jordan.
Pembukaan PGD diawali parade perahu hias kemudian parade peserta dan atraksi dari pasukan merah.
Ketua DAD Kapuas Hulu, Yanto mengatakan bahwa Kapuas Hulu berbatasan dengan Malaysia dan akan menjadi jalur penyangga Ibu Kota Negara di Kaltim. Ini menjadi tantangan dan peluang bagi masyarakat Dayak, serta masyarakat Kapuas Hulu secara umum. "Disisi lain harus jaga hutan, masyarakat adat juga perlu kehidupan yang layak," tegasnya. Menurut Yanto, masyarakat adat Dayak harus bergeming posisi nilai tawar ke pimpinan nasional. "Kita harus merumuskan bersama langkah strategis dengan pemerintah dan berbagai pihak," ujarnya.
Sementara itu Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengatakan PGD Kapuas Hulu mempertunjukan banyak atraksi budaya, display budaya dari berbagai sanggar se Kapuas Hulu. Pemda Kapuas Hulu mengapresiasi seluruh panitia yang bekerja untuk mengadakan PGD. "Mudahan-mudahan ini bisa berjalan lancar dari 18-22 Juli 2023," tegasnya.
Bupati yang akrab disapa Bang Sis ini mengapresiasi kehadiran Panglima Jilah, Daud Jordan serta berbagai pihak lainnya.
Bupati menjelaskan bahwa Kapuas Hulu punya ragam budaya. Ini juga terlihat dari busana Dayak yang hadir dalam kegiatan pembukaan PGD. "Ini harus dikelola untuk jadi modal pelestarian budaya, apalagi sub suku dayak itu ada 22 di Kapuas Hulu," ujarnya.
Masing-masing sub suku Dayak punya kebudayaannya sendiri. Kedepannya Bujang dan Dara Gawai Dayak Kapuas Hulu yang terpilih punya tugas untuk mempromosikan potensi adat budaya ini.
Bupati Sis menambahkan Kapuas Hulu juga punya banyak betang. Masih ada juga masyarakat Dayak yang tinggal di sana. "Bahkan ada betang yang jadi cagar budaya," ujar Bupati.
Salah satu betang yang terkenal di Internasional, kata Bupati Sis, itu adalah betang Sungai Utik. Saat ini Apai Janggut (Bani) tuai rumah betang tersebut mendapat penghargaan di Portugal, karena mempertahankan hutan. "Apresiasinya sekitar 1.000.000 Euro atau setara Rp 16 miliar. Banyak artis tanah air dan serial tv nasional shooting di Betang Sungai Utik," ucap Bupati Sis.
Bupati Sis mengajak seluruh suku di Kapuas Hulu untuk mempromosikan budayanya masing-masing. Promosi itu penting agar orang luar mau mengunjungi Kapuas Hulu. "Kemudian melihat potensi budaya yang ada di Kapuas Hulu. Tidak hanya Dayak, tetapi suku lainnya juga," tuntas Bupati Kapuas Hulu.
Pembukaan PGD Kapuas Hulu turut dihadiri jajaran Forkopimda Kapuas Hulu, para Anggota DPRD Kapuas Hulu, para Kepala OPD, tokoh adat dan masyarakat serta pelaku seni budaya Dayak dan penggiat UMKM. Hadir pula Sekberkesda Kalbar, DAD Kalbar, DAD Kapuas Hulu, Sekberkesda Kapuas Hulu dan Pemuda Dayak Kapuas Hulu.
Penulis: Yohanes Santoso
No comments:
Post a Comment