Foto: Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka rakor audit stunting Kapuas Hulu tahun 2022 dari Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat di Putussibau, Rabu (12/10/2022)/ Yohanes Santoso
Kapuas Hulu, khatulistiwamedia.com -
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka rakor audit stunting Kapuas Hulu tahun 2022 dari Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat di Putussibau, Rabu (12/10/2022).
Dalam rakor tersebut BKKBN Kalbar memaparkan bahwa Kapuas Hulu adalah satu dari tiga kabupaten/kota yang punya menu audit kasus stunting di Kalbar, selain Singkawang dan Sambas.
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menuturkan saat ini gizi masyarakat belum menggembirakan karena adanya kasus stunting. Ini disebabkan karena permasalahan di 1000 hari pertama kehidupan sehingga berpengaruh pada stunting. "Ini mengancam perkembangan kognitif, berdampak pada pertumbuhan dan bisa lari ke berbagai jenis penyakit seperti struk pada saat dewasa," ungkap Bupati.
Bupati menjelaskan bahwa saat ini kasus stunting masih tinggi, bila dilihat dari data yang ada satu dari tiga balita di Kapuas Hulu alami stunting. Oleh sebab itu perlu upaya nyata dan kerjasama antar lembaga untuk menanggulangi masalah stunting.
"Saya apresiasi kegiatan ini untuk mendapat input yang positif sehingga kedepannya saat kita turun ke masyarakat sudah ada modal program untuk disampaikan ke masyarakat, sebagai langkah perbaikan," ujarnya.
Audit kasus stunting ini penting untuk mengetahui sasaran sebagai pencegahan kedepan. Analisis dilakukan pada balita stunting untuk perbaikan tata laksana dan rekomendasi perbaikan tata laksana. "Sasaran program dari rakor audit kasus stunting ini adalah OPD, puskesmas, pasangan pengantin, ibu hamil dan nifas, bayi dibawah lima tahun dan bayi lima tahun. Semua harus ditangani dengan baik," tuntasnya.
Penulis : Yohanes Santoso
No comments:
Post a Comment