Foto : Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan memberi arahan dalam kegiatan evaluasi tahunan program pengembangan inisiatif pendanaan imbal jasa ekosistem LPHD di Aula Bappeda Kapuas Hulu, Kamis (31/3/2022)/ Rovi Andila
Kapuas Hulu - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan membuka acara Evaluasi Tahunan Program Pengembangan Inisiatif Pendanaan Imbal Jasa Ekosistem dalam mendukung Konservasi Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Bersama Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) di Kabupaten Kapuas Hulu. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Bappeda Kapuas Hulu, pada Kamis (31/03/2022).
Pada kesempatan itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menuturkan kegiatan tersebut dalam rangka mendukung terwujudnya visi Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, yakni Terwujudnya Kapuas Hulu yang Harmonis, Energik, Berdaya Saing, Amanah dan Terampil. Khususnya dalam melaksanakan misi kedua, yakni Mewujudkan Kapuas Hulu yang kreatif menuju desa mandiri, pengembangan aktivitas ekonomi yang adil dan pro rakyat, serta ramah investasi.
"Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu terus berupaya untuk mendorong, mengajak, dan memfasilitasi berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam upaya pembangunan di Kabupaten Kapuas Hulu. Salah satu diantaranya adalah Program TFCA Kalimantan," ucap Bupati yang akrab disapa Bang Sis ini.
Ia menuturkan Program TFCA Kalimantan telah dimulai pada Tahun 2014 untuk siklus pertama dan sudah berlangsung selama 5 siklus di Kabupaten Kapuas Hulu. Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung kampanye Heart of Borneo yang digagas oleh Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam untuk melestarikan salah satu hutan hujan dan tangkapan air terbaik di pedalaman Kalimantan.
"Sebagian lokasinya berada di Kabupaten Kapuas Hulu," tutur Bupati Sis.
Salah satu program kegiatan yang didanai oleh TFCA Kalimantan Siklus 5 adalah Pengembangan Inisiatif Pendanaan Imbal Jasa Ekosistem dalam Mendukung Konservasi Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Bersama Lembaga Pengelola Hutan Desa di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Pihak yang memfasilitasi adalah Yayasan PRCF Indonesia.
Kata Bupati Sis, Yayasan PRCF Indonesia juga telah cukup lama ikut berperan dalam upaya pembangunan di Kabupaten Kapuas Hulu. Khususnya melalui kegiatan penelitian dan pendampingan masyarakat.
Salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah pengelolaan Hutan Desa Nanga Lauk yang telah mendapatkan dukungan pendanaan jangka panjang melalui skema Sustainable Commodities Compensation Mechanism (SCCM), yang merupakan mekanisme yang dikembangkan oleh Lestari Capital untuk mendorong beberapa perusahaan untuk ikut berperan dalam pembangunan berkelanjutan.
"Dengan menyediakan dana kompensasi bagi upaya-upaya pelestarian dan restorasi hutan," ujarnya.
Bupati Sis menyampaikan, Program pengembangan inisiatif pendanaan imbal jasa ekosistem dilaksanakan di empat desa yakni Desa Tanjung di Kecamatan Mentebah, dan Desa Nanga Betung, Desa Sri Wangi, dan Desa Nanga Jemah di Kecamatan Boyan Tanjung. Ini diharapkan mampu mereplikasi upaya dukungan dana jangka panjang bagi masyarakat yang telah berupaya untuk melakukan pelestarian dan pengamanan hutan desa yang mereka kelola.
"Selain itu, program ini juga memberikan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian hutan serta pengembangan ekonomi, dan juga mendukung pendanaan bagi usaha ekonomi masyarakat, yakni pengembangan kerajinan bambu di Desa Sri Wangi, pengembangan usaha budidaya ikan di Desa Nanga Jemah, serta pengembangan usaha air minum galon di Desa Tanjung dan Desa Nanga Betung," tuntasnya.
Penulis : Rovi Andila
No comments:
Post a Comment