Lepasliarkan Tiga Orangutan di Resort Hovat Taman Nasional Betung Kerihun - Media Khatulistiwa

Breaking

Home Top Ad

kmiklan

Post Top Ad

Tuesday, April 6, 2021

Lepasliarkan Tiga Orangutan di Resort Hovat Taman Nasional Betung Kerihun

Foto: ilustrasi Orangutan/istinewa

Kapuas Hulu - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) serta Yayasan Penyelematan Orangutan Sintang akan melepasliarkan tiga orangutan. Ketiga orangutan tersebut akan dilepaskan di Resort Hovat TNBK.
Adapun orangutan yang akan dilepasliarkan bernama Ribang, Viko dan Leon. Ribang (jantan) asal dari Keburai, Katingan, Kalteng ; Viko (betina) dari Melawi ; Leon (Jantan) dari Nanga Sokan, Melawi. Tiga ekor primata tersebut sebelumnya direhabilitasi di sekolah orangutan Tembak, Tempunak, Sintang fasilitas Sintang Orangutan Center (SOC). 
Foto: Petugas BKSDA Kalbar menyetahkan BA Pelepasliaran Tiga Orangutan ke BBTNBKDS di Putussibau, Selasa (6/4/2021)

Kepala BBTNBKDS, Arief Mahmud, menuturkan orangutan perlu direhabilitasi sebelum di lepas liar. Pelepasliaran di Betung Kerihun sangat ideal, ini belum ada orang utan yang eksis, pakan sudah disurvey dan banyak dilokasi pelepasliaran. "Resort Nanga Hovat sangat ideal untuk pelepasliaran ini," ungkapnya.
Dari tahun 2017 sudah ada MoU, BBTNBKDS dengan YPOS terkait penguatan fungsi taman nasional pelestarian orang utan. Ini tahap ke 7 . YPOS serahkan ke BKSDA untuk pelepasliaran.
"Enam tahap sebelumnya sudah 13 ekor. Pelepasliaran dilokasi yang sama. Spesies orang utannya Pongo Pymaeus Pygmaeus dan Pongo Pygmaeus Wurmbii," terangnya.
Pasca pelepasliaran akan ada monitoring. Ini dilakukan 3 bulan, ada tim yang ikuti pegerakan orangutan. "Untuk pastikan orangutan bisa hidup di alam liar. Orangutan buat sarang tiap harinya," ujarnya .
Arief menambahkan bahwa orang utan seluruh ada 857 ekor di TNBK, terdata di tahun 2020. Selain itu ada 111 ekor di Danau Sentarum. "Ini orangutan yang liar," tuntasnya.

Manager Program SOC drh. Victor Vernandes mengatakan SOC masih ada 33 ekor lagi orang utan. Namun tidak semuanya bisa dilepasliarkan, ada yang tidak mampu. "Kami merehabilitasi itu cukup lama tergantung orang utan, ada yang empat tahun dan tujuh hingga delapan tahun. Bila sudah mampu maka akan diserahkan ke BKSDA untuk pelepasliaran," paparnya.
Polhut BKSDA, Dini Wahyu, mengatakan selama ini orangutan kebanyakan diserahkan secara sukarela dari masyarakat. Asal usulnya macam-macam, ada yang ditemukan terpisah dari induk. "Karhutla memang ada yg membuat orangutan harus di translokasi. Namun kami banyak dapat yang diserahkan dari masyarakat," ungkapnya.
BKSDA akan lakukan sosialisasi ke masyarakat terkait satwa dilindungi melalui radio dan medsos. Ini agar masyarakat tergugah untuk turut menjaga satwa dilindungi. "Bila bertemu dengan masyarakat di lokasi rawan perburuan satwa, kami selalu ingatkan ada jenis yang dilindungi," tuntasnya. 

Penulis : Yohanes Santoso

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad