Program Mocaf Perlu Solusi Pemasaran, Proses Hulu - Hilir Harus Matang - Media Khatulistiwa

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Friday, February 5, 2021

Program Mocaf Perlu Solusi Pemasaran, Proses Hulu - Hilir Harus Matang

Foto: Aweng, Ketua Pansus LKPJ 2020/Istimewa

Kapuas Hulu - Pansus Laporan Keterangan Pertangungjawaban (LKPJ) tahun anggaran 2020, yang dibentuk oleh DPRD Kapuas Hulu telah melakukan rapat dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis. Rapat tertutup dilakukan Pansus LKPJ dengan beberapa OPD, salah satunya Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu.

Ketua Pansus LKPJ 2020 DPRD Kapuas Hulu, Aweng menegaskan bahwa pihaknya melalui rapat tersebut memantau implementasi perencanaan dan penganggaran. Tujuannya agar program pembangunan di masa yang akan datang terwujud dengan baik, mulai dari sisi perencanaan hingga output program tersebut. "Kita harap di 2021 terbuka," terangnya.
Aweng menegaskan, salah satu program yang ditinjau oleh Pansus adalah program Mocaf. Program tersebut dimulai di tahun 2016-2017 di Suka Maju, kecamatan Mentebah.  Kemudian di 2020, lalu muncul lagi di Benuis dan Sekubah kecamatan Selimbau di tahun 2020 anggarannya Rp 4,9 Miliar. "Untuk program ubi kayu untuk tepung mocaf itu di Suka Maju itu perencanaannya tidak matang," tegasnya.
Pansus sudah meninjau program terkait mocaf di Suma Maju. Ini dimulai tahun 2016-2017, ada 17 Ha disana dikelola dua kelompok dan yang dipanen masyarakat hanya 3 Ha saja. Ini karena ada kendala pemasaran. "Disana mereka petani agak tidak mau memanen, karna tidak tahu jual kemana. Ini perlu dicarikan solusi untuk pemasarannya," pungkas Aweng.
Aweng menegaskan kenapa Mocaf belum berjalan baik di Suka Maju, lalu dikembangkan lagi di Selimbau. "Khawatirnya permasalahan yang sama akan terjadi disana," terangnya. 

Terkait Mocaf di Suka Maju, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Abdurrasyid mengatakan kapasitas dinasnya hanya membina masyarakat dalam bidang pertanian. Itu adalah program bantuan dari usulan masyarakat. "Kita bantu buka lahan, kita bantu alat pertanian, kita bantu ubi dan pupuk juga disana," terangnya.
Terkait mutu mocaf itu, kata Rasyid, bukan pihaknya yang berwenang termasuk penjualan. Pernah dibantu penjualan justru sempat jadi sorotan. "Sempat jadi sorotan, kami sifatnya membantu, tapi ikut menjualnya juga," katanya.
Menurut Rasyid pemasaran tidak ada masalah. Namun mutu produk tersebut yang perlu diperhatikan. "Kita di Kapuas Hulu perlu puluhan ton tepung untuk kerupuk kering dan kerupuk basah. Tapi karena mutunya kurang, jadi kurang diminati. Daerah Piasak aja ambil tepung ke Lampung , 20 ton perbulan," ujarnya.
Terkait program mocaf di Benuis dan Sekubah, Selimbau, itu sudah dua tahun masyarakat minta bantu. Itu ada 180 ha, dari 5 kelompok. "Semua masyarakat kena kita bantu, ada 1,8 juta batang ubi yang ditanam disana," ujarnya.

Penulis : Yohanes Santoso

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad